Search This Blog

Powered By Blogger

Sunday, July 8, 2012

Mengapa Diletakkan Yasin Di Bantal Bayi?




Disusun oleh : Khairus Ambia Putra
Disemak oleh : Hafiz Firdaus Abdullah



Kerosakan aqidah sering berleluasa dalam masyarakat Melayu, khususnya. Ia hadir sama ada disedari atau tidak. Antara salah satu yang saya nak ketengahkan ialah penggunaan tangkal. Apabila disebut tangkal, mungkin ramai yang akan menyangka tangkal itu hanya berupa gelang ataupun rantai tapi terlupa atau tidak sedar bahawa tangkal juga boleh berupa bentuk lain.

Kali ini, saya ingin ketengahkan isu tangkal menggunakan tulisan ayat Quran. Ia semakin berleluasa terutama kepada keluarga yang baru menimang cahaya mata. Antara yang saya sering perasan, ibu bapa bayi tersebut akan meletakkan buku surah Yasin di bantal bayi. Sebabnya, saya masih tak tahu. Jika nak dikatakan untuk bayi itu baca, seorang bayi tidak boleh membaca. Jika untuk ibu bapa yang baca, kenapa perlu disimpan surah Yasin itu di bantal bayi. Mengapa tidak di rak buku atau almari? 

Saya cuba bersangka baik tetapi gagal, dan kesimpulan yang boleh saya buat, surah Yasin itu diletakkan di bantal bagi menjadi pelindung kepada bayi tersebut. Persoalannya, adakah itu yang diajar oleh Rasulullah Sollallahu 'Alaihi Wassalam? Bukankah apa yang diajar oleh Rasulullah, membaca Quran untuk menjadi pelindung? Bacaan lah yang diajar oleh Nabi, bukannya meletakkan ayat Quran. Meletakkan ayat Quran seperti surah Yasin di bantal, mencemar aqidah. Sesiapa yang meletakkannya, secara tak sedar, telah menjadikan buku surah Yasin itu sebagai tangkal dan menganggap bahawa ia mempunyai kuasa untuk melindungi. Tanpa disedari juga, mereka berserah dan bergantung kepada buku surah Yasin itu dan bukan lagi kepada Allah. Ya, benar gangguan makhluk halus itu wujud, dan saya tak menafikannya. Tetapi adakah itu cara yang diajar oleh Nabi untuk dijadikan pelindung? 

Dalam kes lain, ada yang suka menggantung ayat Quran seperti ayat Kursi dan surah Yasin di rumah, dengan beriktikad bahawa dengan menggantung ayat-ayat itu, menjadi pelindung kepada ahli rumah dan juga rumah itu. Ada juga yang menggantung ayat seribu dinar di kedai untuk melariskan perniagaan mereka. Itu merupakan satu kesalahan di mana ayat-ayat yang digantung itu menjadi tangkal. Ini merupakan perkara yang mensyirikkan Allah. Jika anda berkeyakinan bahawa menggantung itu sebagai pelindung, maka itu termasuk dalam kategori syirik. Ayat Quran itu untuk dibaca dan dengan bacaan itulah dapat menghalau syaitan, dengan izin Allah.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda, maksudnya:

"Janganlah engkau semua menjadikan rumah-rumahmu itu  sebagai kuburan - yakni tidak pernah bersembahyang sunnah atau  membaca al-Quran di dalamnya, sehingga sunyi-sunyi saja dari ibadat. Sesungguhnya syaitan itu lari dari rumah yang di dalamnya itu dibacakan surat al-Baqarah.
(Riwayat Muslim) 
[Hadis no.1015, Imam Nawawi Riyadhus Shalihin, Jilid 2, mukasurat 174]


Selain itu, terdapat juga ustaz-ustaz yang menjampi sesuatu tangkal, dan menulis ayat Quran di atas kertas lalu dilipat dan diikat bersama-sama kain di keliling pinggang. Ini satu lagi amalan yang entah dari mana asalnya.

Memang betul, terdapat khilaf antara ulama tentang hukum penggunaan tangkal yang diperbuat daripada ayat Quran, tetapi pendapat yang lebih kuat ialah HARAM memakainya sekalipun tangkal itu dijampi dan ditulis dengan ayat Quran. 

Menurut Dr Yusuf Qardhawy, 

"Pendapat yang kami pilih adalah melarang segala bentuk tamimah, meskipun terdiri dari ayat-ayat Al-Quran, kerana adanya beberapa dalil:

1. Dalil yang melarang bersifat umum, dan hadith-hadith yang membicarakannya tidak memberikan pengecualian.

2. Saddudz-Dzari'ah, sebab dibolehkannya tamimah dari ayat Al-Quran akan membuka jalan bagi pengalungan tamimah dari selainnya, dan pintu keburukan jika dibuka, sulit untuk ditutup lagi.

3. Dibolehkannya tamimah dari ayat Al-Quran akan berkesan kepada pelecehan atau penghinaan Al-Quran, sebab pemakainya boleh membawanya ke tempat-tempat najis atau semacamnya, seperti waktu buang hajat, haidh, junub dan sebagainya.

4. Dibolehkannya tamimah dari ayat-ayat Al-Quran akan berakibat kepada pengecilan dan penurunan nilai Al-Quran dari tujuan diturunkannya, sebab Allah menurunkannya agar menjadi petunjuk manusia kepada sesuatu yang lebih lurus dan 
untuk mengeluarkan mereka dari berbagai macam kegelapan kepada cahaya (Islam), bukan untuk dijadikan sebagai tamimah dan kalung wanita dan anak-anak."
(Bi'dah dan Syirik, terbitan Jasmin Enterprise, mukasurat 232,)


Antara dalil tentang pengharaman tangkal, adalah seperti berikut, 


Pada zaman Rasulullah, ada seorang lelaki yang memakai ikatan di tangannya umpama tangkal. Apabila ditanya oleh Rasulullah apakah itu, dia menjawab: 

Aku menjadikannya sebagai pelindung dari penyakit al-Wahinah.” 

Lalu Rasulullah bersabda: 

Tiadalah ia menambah bagi kamu kecuali kelemahan (yakni bertambah-tambah sakit). Lemparkan ia daripadamu, kerana sesungguhnya jika kamu mati dan ia berada di atasmu, tidaklah ia akan membantu kamu selama-lamanya (yakni di Hari Akhirat).” 
[Riwayat Ahmad, al-Targhib wa al-Tarhib, no: 5067 dengan sanad hasan]

Lebih dahsyat, tangkal merupakan satu amalan syirik kerana orang yang memakainya atau memakaikannya kepada orang lain sedikit atau banyak akan mengharapkan kekuasaan dari tangkal tersebut. Padahal harapan tersebut hendaklah difokuskan kepada Allah sahaja. Oleh kerana itulah dalam sebuah hadis yang lain Rasulullah menegaskan: 

Sesiapa yang menggantung tangkal maka sungguh dia telah berbuat syirik.” 
[Riwayat Ahmad, al-Targhib wa al-Tarhib, no: 5065 dengan sanad hasan]

Mungkin ada yang berhujah, tangkal hanyalah jalan tengah antara pemakai dan Allah. Allah jua yang akan membantu dan melindungi. Hujah ini dipatahkan oleh hadis berikut: 

Sesiapa menggantung tangkal maka Allah tidak akan menyempurnakan baginya (hajatnya).” 
[Riwayat Ahmad, al-Targhib wa al-Tarhib, no: 5064 dengan sanad hasan]

Perhatikan dalam hadis-hadis di atas, Rasulullah menyebut tangkal secara umum tanpa membezakan sama ada ia dijampi dengan ayat al-Qur’an atau selainnya, sama ada ia dijampi oleh seorang ustaz, imam atau sesiapa jua. Asalkan ia adalah tangkal dalam apa jua bentuk, maka ia adalah syirik, diabaikan oleh Allah dan menambah keburukan di sebalik apa yang diharapkan. 

(Sebahagian jawapan daripada kandungan bahagian 'Soal Jawab Agama' bertajuk 
'Tangkal Pada Bayi', oleh Hafiz Firdaus Abdullah.)




Oleh sebab itu, langkah terbaik ialah, ibu bapa lah yang perlu banyakkan membaca Quran di sisi bayi dan berdoa dan meminta perlindungan kepada Allah. Baca kan lah juga ayat Kursi kepada bayi sebelum tidur, bersesuaian dengan salah satu hadis Nabi, maksudnya,


Dari Abu Hurairah r.a., katanya: 

"Saya diserahi oleh Rasulullah s.a.w. untuk menjaga sesuatu dari hasil zakat Ramadhan-yakni zakat fitrah. Kemudian datanglah padaku seorang pendatang, Segeralah ia mulai mengambil makanan itu - sepenuh tangannya lalu diletakkan dalam wadah. Saya lalu menahannya terus berkata: 

"Sungguh-sungguh engkau akan saya hadapkan kepada Rasulullah s.a.w." 

Orang itu berkata: 

"Sesungguhnya saya ini adalah seorang yang sangat membutuhkan dan saya mempunyai tanggungan keluarga banyak serta saya mempunyai hajat yang sangat sekali -maksudnya amat fakirnya." 

Setelah itu iapun saya lepaskan - dengan membawa makanan secukupnya. Pada pagi harinya Rasulullah s.a.w. bersabda: 

"Hai Abu Hurairah, apakah yang dikerjakan oleh tawananmu - yakni orang yang kau pegang - tadi malam?" 

Saya menjawab: 

"Ya Rasulullah, ia mengadukan bahwa ia mempunyai kebutuhan serta keluarga, lalu saya belas-kasihan padanya, maka dari itu saya lepaskan sekehendak jalannya - yakni sesuka hatinya pergi." 

Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: 

"Sebenarnya saja orang itu telah berdusta padamu dan ia akan kembali lagi." 

Jadi saya mengetahui bahwa ia akan kembali karena begitulah sabda Rasulullah s.a.w. Selanjutnya saya terus mengintipnya, tiba-tiba ia kembali lagi dan segera saja mengambil makanan lagi, lalu saya berkata: 

"Sungguh-sungguh saya akan menghadapkan engkau kepada Rasulullah s.a.w." 

Ia berkata: 

"Biarkanlah saja - sekali ini, sebab sesungguhnya saya adalah seorang yang amat membutuhkan dan saya mempunyai banyak keluarga yang menjadi tanggungan saya. Saya tidak akan kembali lagi." 

Sekali lagi saya menaruh belas-kasihan padanya, lalu saya lepaskan sekehendak jalannya. Pagi-pagi men-jelma, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda padaku: 

"Hai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?" 

Saya berkata: 

"la mengadukan lagi bahwa ia amat membutuhkan dan mempunyai banyak tanggungan keluarga, maka dari itu saya belas-kasihan padanya dan saya lepaskanlah sekehendak jalannya."

 Beliau s.a.w. lalu bersabda: 

"Sesungguhnya ia berkata dusta padamu dan ia akan kembali lagi." 

Saya mengintipnya untuk ketiga kalinya. la datang dan terus mengambil makanan lalu saya tangkaplah ia, kemudian saya berkata: 

"Kini sungguh-sungguh saya akan meng-hadapkan engkau kepada Rasulullah s.a.w. dan ini adalah yang terakhir, karena untuk ketiga kalinya engkau datang, sedang engkau memastikan tidak akan datang, tetapi engkau datang lagi." 

Orang itu lalu berkata: 

"Biarkanlah aku - yakni supaya engkau lepaskan saja, sesungguhnya saya akan mengajarkan beberapa kalimat padamu yang dengannya itu Allah akan memberikan kemanfaatan padamu." 

Saya berkata: 

"Apakah kalimat-kalimat itu." 

la menjawab:

 "Jikalau engkau hendak menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat al-Kursi, karena sesungguhnya saja - kalau 
itu engkau baca, engkau akan senantiasa didampingi oleh seorang penjaga dari Allah dan engkau tidak akan didekati oleh syaitan sehingga engkau berpagi-pagi." 

Akhirnya orang itu saya lepaskan lagi sekehendak jalannya. Saya berpagi-pagi, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda padaku: "Apakah yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?" 

Saya menjawab: 

"la menyangka bahwa ia telah mengajarkan padaku beberapa kalimat yang dengannya itu Allah akan memberikan kemanfaatan padaku, lalu saya lepaskanlah ia menurut sekehendak jalannya." 

Beliau s.a.w. bertanya: 

"Apakah kalimat-kalimat itu?" 

Saya menjawab: 

"la berkata kepada saya: 

"Jikalau engkau menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat al-Kursi sejak dari permulaannya sehingga engkau habiskan ayat itu sampai selesai, yaitu: Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qayyum." 

la melanjutkan katanya kepada saya: 

"Jikalau itu engkau baca, maka engkau selalu akan didampingi oleh seorang penjaga dari Allah dan syaitan tidak akan mendekat padamu sehingga engkau berpagi-pagi." 

Nabi s.a.w. lalu bersabda: 

"Sesungguhnya ia telah berkata benar padamu - yakni kalau membaca ayat al-Kursi, maka akan terus mendapat penjagaan dari Allah, tetapi orang itu sendiri sebenarnya adalah pendusta besar. Adakah engkau mengetahui, siapakah yang engkau ajak bicara selama tiga malam berturut-turut itu?" 

Saya menjawab: 

"Tidak." 

Beliau s.a.w. lalu bersabda: 

"Itu adalah syaitan."

(Riwayat Bukhari
[Imam Nawawi Riyadhus Shalihin, hadis no. 1017, mukasurat 174-176]



Akhir kata, saya ingin mengingatkan diri saya sendiri dan pembaca sekalian agar sentiasa memohon perlindungan kepada Allah dengan cara yang ditunjuk ajar oleh Nabi. Janganlah mencampakkan diri anda ke dalam syirik. Hentikanlah meletakkan Yasin di bantal kerana ia bukanlah dari tunjuk ajar Rasulullah Sollallahu 'Alaihi Wassalam. 

Sesungguhnya hidup kita ini berserah kepada Allah. Apa yang diajar semasa sekolah tentang dosa-dosa besar mensyirikkan Allah, bagai dilupakan oleh masyarakat Islam pada masa kini. Alangkah sedihnya.

Oleh sebab itu, berpegang teguh lah kepada Sunnah Rasulullah. InshaAllah, kita akan selamat.......

No comments: